Gala Santhosa, Mahasiswa Angkatan 2021 Gemakan Malam Penuh Syair Puisi

Kamis (27/10), Mahasiswa angkatan 2021 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember mengadakan malam penuh dengan lantunan syair-syair puisi yang menggema di Gedung 3 FKIP, tepatnya di Auditorium gedung H. Acara tersebut bernama Gala Santhosa. Dinamai begitu karena, menurut ketua panitia, Ahmad Efendi, Gala Santhosa menjadi malam dengan raungan kebahagian atau rasa syukur sebagai bentuk peringantan bulan bahasa 2022.

Gala Santhosa, seluruhnya dinahkodai oleh angkatan 2021, mulai dari pendanaan, tenaga, hingga pikiran. Fendi mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk kegiatan yang diinstruksikan oleh Siswanto selaku dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Puisi, karena memang Gala Santhosa ini diadakan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah. Acara ini pertama kali diadakan setelah masa-masa Covid-19.

Terhitung kurang lebih 140 orang yang berpartisipasi dalam acara tersebut, baik dari internal, maupun dari eksternal PBSI. “Kita kan mengadakan acara ini terbuka untuk umum. Siapa saja boleh datang. Ada beberapa sastrawan yang juga ikut hadir ke acara. Selain itu, kemarin juga banyak dari mahasiswa fakultas lain, seperti dari FIB dan FISIP. Terutama yang banyak juga dari program studi HI, FISIP UNEJ.” jelas Fendi.

Berbagai jenis penampilan puisi ditampilkan di Gala Santhosa, seperti pembacaan puisi, deklamasi puisi, teatrikal puisi, dan musikalisasi puisi. Perfome mereka juga sangat baik dan optimal. Partisipan juga puas dengan perfome ditampilkan.

“Terkait acaranya, jelasnya kami takjub. Karena persiapannya juga pasti lumayan optimal. Dan agak sedikit tercengang pada penampilan tetrikal puisi berjudul Marsinah itu.” ucap salah satu dari mahasiswa pertukaran dari Medan yang juga ikut menikmati acara tersebut.

Selain penampilan, salah satu acara yang sangat menarik juga bedah buku Aqidah Kepenyairan karya Sofyan RH Zain. Sesi ini dihadiri oleh dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Puisi, Siswanto; salah satu sastrawan cukup terkenal sekaligus dosen PBSI, Ahmad Taufiq; dan pengarang buku itu sendiri, Sofyan RH. Zain sebagai pembedah.

“Yang paling berkesan saat pemateri, ya. Di situ sangat menarik sekali, baik dari pemateri yang diundang maupun dosen-dosen PBSI FKIP yang namanya juga sudah cukup mendunia. Pembahasannya sastra, namun masih bisa dicerna.” ungkap Hilda Muyassaroh, salah satu patisipan.

Kegiatan ini pun juga mendapat apresiasi dari Sofyan RH. Zain, salah satu pembedah. “Melihat teatrikal puisi tadi. Saya merasakan sedikit penyesalan. ‘Kenapa dulu saya tidak kuliah di UNEJ’. Melihat malam puisi ini merupakan suatu pemandangan yang kreatif, produktif, dan inovatif yang tidak saya temukan dulu ketika kuliah.”

Tak ada gading yang tak retak. Semua hal pasti mempunyai kekurangan, tak terkecuali pada Gala Santhosa. “Sejauh ini kendala yang dialami masih seputar kekurangan dana, karena acara ini semua murni dari iuran angkatan. Jadi, kami meminimalisir anggaran yang keluar agar dana yang tersedia tercukupi. Namun lepas dari itu, kinerja panitia sudah dapat dikatakan baik.” jelas Hesti Agustini terkait kendala yang dialami oleh panitia. (andrie)