Harapkan Potensi Mahasiswa Berkembang, IMABINA Adakan Webinar Nasional: Waktu IMABINA Berbincang

Menjelang Dies Natalis IMABINA yang ke-29, IMABINA seperti pada periode sebelumnya adakan kegiatan webinar nasional: Waktu IMABINA Berbincang yang bertemakan “Merekonstruksi Kepedulian dan Pengetahuan Generasi Muda dalam Memperkuat Integritas Bangsa.”

Waktu IMABINA Berbincang ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam serangkaian acara Dies Natalis IMABINA. Pada dua periode lalu, kegiatan ini bernama Bincang-bincang Bersama IMABINA, atau disingkat B3I. Substansi isinya lebih mengarah untuk mengenalkan prodi PBSI saja, seperti mengenalkan dosen-dosen, dan program studi PBSI itu sendiri, sebelum akhirnya diubah menjadi Waktu IMABINA Berbincang dengan inovasi-inovasi baru terintegrasi ke dalamnya.

Tujuan dari webinar nasional ini adalah untuk mengembangkan potensi mahasiswa melalui pendidikan, seperti yang dikatakan oleh Nor Diana Kamila, selaku ketua pelaksana kegiatan. “Kami juga sebagai mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan disini mengadakan webinar nasional dengan tema pendidikan, sesuai dengan fakultas kami. Tujuannya yaitu untuk menumbuhkan daya kreativitas siswa mahasiswa, khususnya dalam pendidikan. Jadi, mereka bisa berpikir sekaligus berperan dalam pendidikan yang ada di Indonesia. Di sini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan potensi mereka melalui pendidikan dan juga dikemas dalam webinar nasional ini.”

Webinar yang dilaksanakan secara daring pada sabtu (22/10), diikuti oleh 239 peserta, baik dari internal PBSI FKIP UNEJ maupun dari luar. IMABINA mengundang Esther Natalia Dominiq Lubis, Founder dan CEO Produktifkuy, dan Yoga Yolanda S.Pd., M.Pd., salah satu dosen PBSI FKIP UNEJ, sebagai pemateri pada acara WIB karena profesi mereka dirasa relevan dengan tema yang diangkat.

Dua pemateri yang diundang juga mendapat respon yang bagus dari peserta. Salah satu peserta WIB bernama Anang Oki Saputra berkomentar, “Dari pemateri pertama, Mbak Esther itu membandingkan antara Indonesia dengan negara tempat Mbak Esther kuliah. Jadi, kita sebagai warga Indonesia harus bersyukur banget, karena produk dari Indonesia, seperti Indomie, di sana tuh sangat mahal. Kita sebagai warga Indonesia harus bangga karena memiliki produk yang sampai dijual di luar negeri, dan di Indonesia harganya tidak terlalu mahal. Maka dari itu, kita harus bersyukur. Dari cuaca juga perlu disyukuri.”

“Pematerinya bagus dan menarik. Pemaparan dari Pak Yoga (salah satu pemateri) juga sangat memotivasi. Beliau menjelaskan bahwa kita bisa kerja apa saja di masa depan. Mindset saya berubah, yang dulu saya berpikir hanya akan jadi guru atau dosen, tapi Pak Yoga mendorong kita untuk mengambangkan skill di hal yang lain. Intinya, Pak Yoga memberi-tahu kita tentang masa depan sukses seperti apa yang berlaku di pasaran.” tutur Tifani Gloria Marchiano, peserta WIB.

Tiada gading yang tak retak, jelasnya segala sesuatu tidak ada yang sempurna, begitu pun juga dengan acara WIB ini. Pastinya tak luput dari adanya sebuah kekurangan. Menurut Tifani, kendala yang terasa dapat dilihat dari pengaturan audionya yang masih kurang optimal, sehingga suara yang terdengar kadang putus-putus. Namun hal ini dapat diatasi oleh panitia dengan segera.

“Untuk keseluruhan WIB, sudah berjalan dengan baik. Setiap proker pasti memiliki kendala, namun kendala itu bisa disikapi dan diselesaikan dengan baik oleh panitia.” tegas Priska Diana Salsabila, selaku panitia pelaksana. (andrie)