Salah satu dosen program studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (UNEJ) bernama Bevo Wahono berkesempatan untuk menjadi tenaga pengajar Program Doktor Pendidikan Sains di Universidad Pedagógica y Tecnológica de Colombia (UPTC), Colombia Amerika Selatan. Pada UPTC ini, dia berkesempatan untuk mengajar selama satu semester di program doktoral jurusan Pendidikan Sains dengan sistem daring. Dia juga pernah berkesempatan mengajar di beberapa universitas di luar negeri pada mata kuliah umum.
Bevo Wahono berkesempatan untuk mengajar mata kuliah umum di negara Taiwan dan Thailand. Dia bisa mengajar mata kuliah selama satu semester dan mengisi mata kuliah umum di beberapa universitas di luar negeri karena dia memiliki banyak relasi dan teman di luar negeri seperti di Vietnam, Thailand, Taiwan, Colombia, Dubai, dan Afrika Selatan. Dengan sering mengisi mata kuliah umum di beberapa universitas luar negeri, maka terlihat dan terekam kapabilitas pada bidang yang diampu, sehingga relasi di UPTC meminta Bevo Wahono untuk mengisi kuliah selama satu semester. Permintaan tersebut direspon baik oleh Bevo Wahono dan UPTC mengirimkan kontrak dengan ketentuan berapa kali pertemuan kuliah lengkap dengan materi apa yang harus diberikan.
Relasi yang banyak tersebut dia dapatkan mulai dari kuliah S3 di National Taiwan Normal University dan berlanjut juga ketika telah lulus. Konferensi di luar negeri seperti di Australia, Perancis, Thailand, Singapura dan lain-lain yang pernah dia ikuti juga merupakan alasan banyaknya relasi yang dia dapat. Adapun konferensi dan seminar ilmiah yang pernah ia hadiri sebanyak 10 pertemuan, baik kegiatan dalam negeri maupun luar negeri. Dia memang bertujuan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya lewat berbagai kegiatan tersebut.
Bevo Wahono berbagi pengalaman mengajar bahwa dia mengajar dengan durasi kuliah selama 3,5 jam. Sesi pemberian materi selama 1 jam dan waktu 2,5 jam digunakan untuk diskusi. Mahasiswa doktoral di UPTC relatif memiliki keingintahuan yang tinggi dan sangat filosofis, sehingga waktu diskusi selama 2,5 jam masih dirasa kurang.
Harapan lebih dari Bevo Wahono adalah dia bisa lebih mengenalkan nama FKIP dan Universitas Jember ke manca negara, sehingga dapat dikenal oleh orang-orang di luar negeri. Lebih banyak dosen yang bisa mengembangkan diri dan menambah kapabilitasnya sebagai akademisi dengan memulai aktivitasnya di luar negeri juga merupakan harapan dari Bevo Wahono.