Laboratorium IPS Universitas Jember pada bidang Pendidikan Sejarah tidak hanya mengoleksi peninggalan prasejarah namun juga menghadirkan koleksi peninggalan masa sejarah atau klasik di Nusantara pada masa kerajaan Hindu Buddha. Salah satu koleksi peninggalan masa klasik di Lab IPS ialah replika arca yang terdiri dari Arca Dewa Siwa, Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Durga, Ganesha dan masih banyak lagi. Adanya sejumlah replika arca dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang menggambarkan hubungan erat antara kehidupan keagamaan dan politik di masa itu. Selain itu, arca juga tidak sebatas sarana untuk pemujaan, melainkan sebagai simbol legitimasi kekuasaan. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Ricklef (2008) bahwasannya pembangunan candi dan arca merupakan bentuk propaganda untuk menunjukkan hegemoni politik sekaligus mencerminkan kedekatan raja dengan dunia spiritual.

Selain mengoleksi replika arca, laboratorium IPS juga memiliki beberapa miniatur candi seperti Candi Borobudur dari masa Dinasti Syailendra (abad ke 8 hingga 9 Masehi) dan Candi Prambanan dari masa Dinasti Sanjaya (abad ke 8 Masehi). Kedua candi ini sebagai simbol pusat peribadatan agama Hindu dan Buddha, serta merepresentasikan keagungan arsitektur pada masa lampau. Wujud arsitektur tersebut menunjukkan tingkat kemajuan manusia masa klasik dalam bidang teknik bangunan, seni rupa dan kemampuan organisasi masyarakat klasik di Nusantara (Poesponegoro & Notosusanto, 2010).

Tidak lengkap rasanya apabila membicarakan miniatur candi namun tidak membahas reliefnya. Lab IPS juga dilengkapi dengan koleksi replika relief candi yang memiliki kekayaan makna dalam setiap ukirannya. Relief-relief tersebut memuat pesan keagamaan, ajaran moral serta potret kehidupan sehari-hari masyarakat. Seperti Candi Borobudur memiliki relief yang sangat terkenal yakni relief Karmawibhangga. Relief ini mengandung pesan moral tentang hubungan sebab akibat suatu perbuatan atau biasa disebut dengan karma. Ajaran hukum karma pada relief menjelaskan bahwa setiap perbuatan baik dan buruk pasti akan berdampak pada kehidupan berikutnya. Berbeda dengan relief di Candi Prambanan yang mengarah pada penyampaian kisah Ramayana. Setiap adegan dipahat secara runtut dalam panel mulai dari kehidupan Rama, penculikan Sinta hingga pecahnya perang besar di Alengka. Relief ini mengandung pesan moral dan juga religius.

Hadirnya ragam koleksi peninggalan masa klasik di laboratorium IPS, bertujuan untuk mengoptimalkan sarana pembelajaran yang inspiratif. Mahasiswa tidak hanya belajar sejarah melalui teks saja, melainkan juga difasilitasi dengan pengamatan bukti nyata dari representasi peninggalan kejayaan kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara. Pengalaman belajar yang mendalam seperti ini, diharapkan mampu mencetak mahasiswa yang tumbuh dengan rasa bangga dan memiliki sikap peduli untuk menjaga warisan budaya bangsa.