Foto orasi Ilmiah oleh Prof. Jekti (kiri) dan profil sebagai  guru besar (kanan)

Jember, 5 Juli 2025 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember kembali menorehkan prestasi akademik dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Jekti Prihatin, M.Si., sebagai Guru Besar di bidang Entomologi. Dalam sidang senat terbuka di Auditorium Universitas Jember, Prof. Jekti memukau publik dengan orasi ilmiahnya yang berjudul “Serangga Industri dalam Peningkatan Kesejahteraan Manusia”.

Selama ini, serangga kerap dipandang sebagai hama atau hewan menjijikkan. Namun, Prof. Jekti menunjukkan sisi lain dari makhluk kecil ini: potensi ekonomi dan kesehatan yang luar biasa, yang selama ini belum tergarap. Dari serangga sebagai sumber protein tinggi, pakan ternak, hingga bahan baku industri farmasi dan kosmetik, peluangnya terbuka luas.

Lebih jauh, Prof. Jekti menekankan peran vital serangga dalam ekosistem. Tanpa polinator seperti lebah dan kupu-kupu, proses penyerbukan tanaman akan terganggu, mengancam ketahanan pangan. Serangga predator dan parasitoid juga membantu petani mengurangi penggunaan pestisida berbahaya.

Salah satu contoh nyata pemanfaatan serangga adalah ulat sutera (Bombyx mori) yang telah menjadi penggerak industri kain sutera. Prof. Jekti pun memperkenalkan konsep entomofarmasetika, pemanfaatan serangga untuk menghasilkan senyawa bioaktif bagi obat-obatan, antibiotik, dan bahan penyembuh luka. Salah satu riset menariknya adalah penggunaan ekstrak undur-undur (Myrmeleon formicarius) yang mampu menurunkan kadar gula darah penderita diabetes sekaligus memperbaiki kerusakan hati dan ginjal.

“Potensi serangga ini luar biasa, tapi untuk memanfaatkannya secara optimal, kita harus mulai dengan pendataan komprehensif—spesies, ekosistem, dan genetika. Tanpa data yang tepat, upaya kita akan berjalan tanpa arah,” tegas Prof. Jekti dalam pidatonya.

Dokumentasi pengukuhan guru besar  Prof. Jekti bersama dosen pendidikan Biologi FKIP

Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni akademik, melainkan panggilan bagi akademisi, pemerintah, dan pelaku industri untuk melihat serangga sebagai aset strategis. Dengan riset terarah dan kolaborasi kuat, serangga bisa menjadi pilar ekonomi kreatif yang berkelanjutan, sekaligus mendukung ketahanan pangan dan inovasi kesehatan.

Pidato Prof. Jekti ini diharapkan menjadi awal baru dalam menggali potensi sumber daya hayati di sekitar kita. Dari yang sebelumnya dianggap hama, serangga kini bisa berubah menjadi sumber daya berharga untuk kemajuan bangsa.

TIM/(NF)