Senin, 8 September 2025 – Suasana kelas di KKG 02 Kebondalem, Banyuwangi tampak berbeda ketika guru dan siswa diajak mencoba media pembelajaran baru berupa Augmented Reality (AR) bilingual. Kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari pelaksanaan hibah DPPM yang diketuai oleh Zetti Finali, S.Pd., M.Pd. dari Program Studi PGSD FKIP Universitas Jember dengan judul “Pemanfaatan Media AR Bilingual pada Pembelajaran IPAS Materi Keragaman Budaya Indonesia yang Joyful dan Meaningful untuk Siswa SD.”

Media berupa kartu flashcard yang dipindai melalui aplikasi ini tidak hanya menampilkan objek, melainkan juga narasi dalam dua bahasa. Hasilnya, siswa bukan hanya belajar mengenal keragaman budaya Indonesia, tetapi juga mendapatkan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan. Bahkan, beberapa siswa tampak begitu tertarik hingga menyatakan ingin memiliki sendiri flashcard tersebut untuk dimainkan kembali di rumah.

Kegiatan pendampingan ini semakin kuat dengan hadirnya tim dosen dari lintas bidang, yaitu Chandra Ayu Proborini, S.Pd., M.Pd. (PGSD) dan Siti Masrifatul Fitriyah, Ph.D. (Pendidikan Bahasa Inggris). Kolaborasi ini memperkaya perspektif pengembangan media sehingga lahir sebuah inovasi pembelajaran yang tidak hanya menekankan literasi budaya, tetapi juga memberikan ruang bagi penguatan literasi bahasa Inggris siswa. Guru-guru yang mengikuti kegiatan menyambut positif penggunaan media ini. Mereka menilai media AR bilingual membuat pembelajaran IPAS lebih hidup, kontekstual, sekaligus mendorong siswa lebih fokus dan tertarik.

“Media ini membuat anak-anak lebih fokus dan tertarik. Kami berharap pendampingan semacam ini tidak berhenti di sini, tetapi berlanjut ke mata pelajaran lain,” ujar salah satu guru mitra.

Kegiatan pendampingan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian tahapan sebelumnya, mulai dari koordinasi dengan mitra, identifikasi kebutuhan guru dan siswa, hingga pelatihan pemanfaatan media. Pendampingan di kelas menjadi puncak kegiatan, sekaligus sarana uji coba nyata bagi media AR bilingual. Setelah tahap ini, tim akan melakukan evaluasi bersama guru untuk mematangkan keberlanjutan dan kemungkinan penerapan lebih luas di sekolah-sekolah anggota KKG.

KKG 02 Kebondalem sendiri merupakan wadah kolaborasi guru dari enam sekolah dasar di kawasan Bangorejo, Banyuwangi. Sebagai forum profesional, KKG ini berperan penting dalam mengembangkan kualitas pembelajaran dan mendorong inovasi di tingkat sekolah dasar. Melalui kegiatan hibah ini, kolaborasi antara dosen, guru, dan mitra sekolah tidak hanya menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa, tetapi juga memperkuat kapasitas guru sebagai pendidik yang kreatif dan adaptif. Ketua pelaksana, Zetti Finali, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa pendampingan ini bukan sekadar memperkenalkan media baru, tetapi juga membangun budaya belajar yang lebih bermakna.

“Kami berharap guru semakin percaya diri memanfaatkan teknologi, dan siswa bisa belajar tentang budaya bangsa dengan cara yang lebih dekat dengan keseharian mereka. Inilah langkah kecil untuk menyiapkan pembelajaran abad ke-21 yang tetap berakar pada nilai lokal,” ujarnya.

Melalui program hibah ini, PGSD UNEJ menegaskan perannya sebagai pusat inovasi pendidikan dasar yang adaptif terhadap tantangan global sekaligus berakar pada nilai budaya lokal. Ke depan, kegiatan serupa diharapkan tidak hanya memperluas jangkauan media AR ke berbagai mata pelajaran, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi antara dosen, guru, dan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang joyful dan meaningful.