Indonesia, dengan kekayaan alam dan keberagaman budayanya, memiliki sejarah panjang interaksi antara masyarakat lokal dan lingkungannya. Melalui perspektif lokal, kuliah umum ini akan menelusuri bagaimana masyarakat adat atau lokal telah mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan selama berabad-abad dengan berbagai proses adaptasi pada masa kolonial hingga proklamasi kemerdekaan. Beberapa komunitas masyarakat lokal atau ada berhasil mempertahankan kearifan lokalnya. Namun, eksploitasi lingkungan yang masif akhir-akhir ini, seperti deforestasi, pertambangan ilegal, dan proyek infrastruktur skala besar, telah merugikan masyarakat adat. Kehilangan tanah ulayat, rusaknya ekosistem, dan marginalisasi komunitas lokal menjadi dampak nyata yang mengancam identitas budaya dan keberlanjutan lingkungan.Dalam kuliah ini, akan membahas dinamika sejarah lingkungan Indonesia, menyoroti kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, serta mengkritisi dampak eksploitasi lingkungan modern terhadap masyarakat adat.

Pesan itu diungkapkan langsung oleh Akhmad Ryan Pratama, M.A., selaku koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember pada acara Kuliah Umum Perkembangan Kajian Sejarah Lingkungan Dalam Perspektif Lokal di Indonesia dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Prodi Pendidikan Sejarah dengan KITLV Belanda 2025. Acara ini merupakan bentuk kerja sama awal antara Progrm Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember dengan Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV), yang diselanggarakan pada hari Selasa, 8 Juli 2025, di Aula Gedung H Lt.3, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Kuliah umum ini dibuka secara langsung oleh Dr. Arief Rijadi, M.Si., M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan. Menurutnya, acara ini menjadi penting, karena selain membahas isu lingkungan dalam skala nasional, acara ini juga mengajak pegiat lingkungan lokal serta guru-guru yang tergabung dalam MGMP Sejarah dari Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso.

Setelah acara pembukaan, acara ini berlanjut dengan pemaparan materi dari Syahrin Institute dengan topik “Menjaga Gumuk Terakhir: Kerja Kolektif Masyarakat Dalam Menjaga Gumuk”. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Sudut Kalisat dengan topik pembahasan “Pendokumentasian Memori Kolektif Masyarakat Terhadap Perubahan Ekosistem”. Selanjutnya, acara ini dilanjutkan dengan diskusi secara dua arah antara pembicara dan peserta acara hingga sesi acara tanya jawab selesai.

Kuliah umum ini kemudian diakhiri dengan penandatanganan nota kesepemahaman antara KITLV dan Prodi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember sebagai upaya peningkatan kualitas penelitian kesejarahan.