Isu lingkungan semakin hari semakin mendesak untuk dibicarakan. Mulai dari kebakaran hutan, banjir tahunan, hingga perubahan iklim yang semakin ekstrem, semuanya menjadi tantangan nyata yang dihadapi Indonesia. Menyadari hal itu, Program Studi Pendidikan Sejarah menggelar Kuliah Umum Sejarah Lingkungan: Manfaat dan Arti Penting bagi Pendidikan Sejarah pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Acara dibuka oleh Drs. Kayan Swastika, M.Hum. yang menegaskan bahwa persoalan lingkungan bukanlah hal baru. Bahkan, sejak masa kerajaan Nusantara, problem ekologi sudah menjadi faktor penting dalam perjalanan sejarah. Beliau mencontohkan bagaimana Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Medang mengalami kemunduran akibat kerusakan lingkungan, seperti pendangkalan sungai yang menghambat jalur pelayaran hingga bencana alam yang tak terhindarkan. “Sejarah memberi kita pelajaran bahwa manusia dan lingkungan tidak bisa dipisahkan. Harapannya, mahasiswa lebih peduli dan peka terhadap isu lingkungan di masa kini,” ujarnya.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua narasumber muda yang inspiratif: Akhmad Ryan Pratama, S.Hum., M.A. dan Dr. Adrian Perkasa, S.Hum., S.Hub.Int., M.A.

Akhmad Ryan membuka diskusi dengan membahas isu lingkungan kontemporer. Ia menyinggung bencana kebakaran hutan dan lahan yang hampir setiap tahun melanda Indonesia, banjir yang selalu berulang, hingga perubahan iklim yang kian terasa ekstrem. “Permasalahan ini bukan semata-mata karena masyarakat, tetapi juga karena lemahnya kebijakan yang seharusnya berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Adrian Perkasa mengingatkan bahwa mitigasi lingkungan tidak bisa hanya berfokus pada alam itu sendiri. “Kita juga harus melihat masyarakat di dalamnya. Lingkungan dan manusia adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” tegasnya.

Diskusi berjalan interaktif. Para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, antusias mengajukan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Suasana semakin hidup ketika para narasumber menjawab dengan lugas dan mengaitkannya dengan fenomena sehari-hari.

Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama, mengabadikan momen kebersamaan antara panitia, narasumber, dan para mahasiswa. Kuliah umum ini tidak hanya memberi wawasan baru tentang sejarah lingkungan, tetapi juga menyadarkan generasi muda bahwa menjaga bumi adalah bagian dari tanggung jawab sejarah kita bersama.