Kupang, 12 Agustus 2025 – Inovasi pendidikan digital kembali lahir dari Universitas Jember (UNEJ). Mahasiswa Pendidikan Biologi UNEJ sukses mengembangkan media pembelajaran eXeLearning berbasis STEM terintegrasi Artificial Intelligence (AI) yang dapat diakses tidak hanya lewat laptop, tetapi juga lebih praktis melalui smartphone.

Adalah Maritza Daniswara, mahasiswa Pendidikan Biologi UNEJ, yang menginisiasi pengembangan eXeLearning ramah gawai ini di SMAN Jenggawah, Jember. Terobosan tersebut kemudian diuji efektivitasnya oleh Akhlaqul Arissofiyah di SMAN 2 Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Juli–Agustus 2025 dengan bimbingan dosen pendidikan biologi Dr. Slamet Hariyadi, M.Si.

Jawab Tantangan Pendidikan di Daerah 3T

Kupang dipilih karena memiliki kondisi geografis dan infrastruktur yang menantang. Meski internet belum merata, semangat belajar siswa tetap tinggi. Dengan fitur offline, eXeLearning mampu menjawab keterbatasan itu: siswa bisa belajar di sekolah melalui laptop terbatas secara berkelompok, lalu melanjutkan belajar mandiri di rumah menggunakan HP dengan akses internet pribadi.

“Justru dari keterbatasan muncul kreativitas. Pola belajar di Kupang menunjukkan bahwa teknologi bisa diadaptasi sesuai kondisi lokal,” ungkap tim peneliti.

Belajar Biologi Sekaligus Pecahkan Masalah Nyata

Inovasi ini tidak sekadar menghadirkan konten digital, tetapi juga menerapkan Problem Based Learning (PBL). Pada penelitian di Kupang, siswa belajar Biologi topik struktur dan fungsi sel dengan mengaitkannya pada masalah kesehatan nyata yakni tingginya kasus anemia dan stunting.

Siswa diajak meneliti peran sel darah merah, hemoglobin, hingga metabolisme sel dalam pertumbuhan tubuh, lalu menghubungkannya dengan kondisi masyarakat sekitar. Hasilnya, pembelajaran tidak hanya menambah pemahaman, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial.

Dampak Nyata untuk Guru dan Siswa

Guru merasa terbantu dengan fitur interaktif eXeLearning: diskusi lebih hidup, evaluasi lebih mudah, dan variasi pembelajaran lebih beragam. Sementara bagi siswa, motivasi, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan memecahkan masalah meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan, inovasi ini bukan hanya cocok untuk sekolah di kota besar, tetapi juga efektif bagi wilayah 3T. Kupang menjadi bukti bahwa pendidikan digital bisa menjangkau lebih luas, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan daerah.

Harapan ke Depan

Universitas Jember berharap inovasi ini dapat direplikasi di sekolah lain di NTT bahkan di seluruh Indonesia.

“Kami ingin pembelajaran digital tidak hanya jadi milik kota besar, tetapi juga menjadi solusi nyata bagi pemerataan pendidikan di daerah,” tegas Dr. Slamet Hariyadi.

TIM/(NF)