Taipei, Taiwan (20 Oktober 2025)“Kadang, perjalanan terbaik bukanlah tentang seberapa jauh kita pergi, tapi seberapa dalam kita belajar.” Kalimat itu menggambarkan pengalaman Bertha Eka Wardani, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember (FKIP Unej), setelah dua minggu mengikuti Student Research Mobility Program “Enhancing Collaboration” di Institute for Research Excellence in Learning Science, National Taiwan Normal University (NTNU), Taiwan, pada 6–22 Oktober 2025.

Didampingi dua dosen Pendidikan Biologi FKIP Unej, Dr. Slamet Hariyadi, M.Si. dan Dr. Bevo Wahono, M.Pd., Ph.D., Bertha menjadi salah satu perwakilan mahasiswa yang berkesempatan belajar langsung di kampus riset terbaik di Taiwan. Bagi Bertha, perjalanan ini bukan sekadar agenda akademik, melainkan sebuah refleksi tentang bagaimana belajar dan meneliti dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, semangat kolaborasi, dan keberanian berbagi ilmu lintas budaya.

Belajar Sains dari Kelas-Kelas Taiwan

Program riset ini diawali dengan kunjungan ke beberapa sekolah di Taiwan. Bertha mengaku kagum melihat bagaimana guru-guru di sana mengintegrasikan teknologi dan pendekatan berbasis proyek (project-based learning) dalam pembelajaran sains.

Siswa di Taiwan terlihat begitu aktif dan percaya diri. Mereka terbiasa berpikir kritis dan berani mengemukakan pendapat sejak dini. Itu membuat saya semakin sadar bahwa belajar tidak harus selalu dari buku, tetapi dari pengalaman dan eksplorasi,” ungkap Bertha.

Diskusi Lintas Budaya dan Mini Symposium Internasional

Selama kegiatan berlangsung, Bertha juga mengikuti small group discussion bersama mahasiswa S2, S3, dan postdoctoral researcher di NTNU. Ia berkesempatan mempresentasikan artikel ilmiah yang datanya dikumpulkan di Indonesia, dan berdiskusi mengenai pendidikan sains serta integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Dari forum ini saya belajar bahwa riset bukan hanya tentang data, tetapi tentang berbagi perspektif dan membangun pemahaman lintas sistem pendidikan,” tambahnya.

Puncak kegiatan ini adalah Mini Symposium yang menghadirkan dua dosen Pendidikan Biologi FKIP UNEJ, Dr. Slamet Hariyadi, M.Si. dan Dr. Bevo Wahono, M.Pd., Ph.D., serta para mahasiswa dan akademisi NTNU. Dalam kesempatan tersebut, Bertha mempresentasikan risetnya mengenai pembelajaran berbasis STEM yang dikolaborasikan dengan teknologi Augmented Reality (AR).

Dokumentasi Mini simposium Internasional bersama mahasiswa S2, S3 dan postdoctoral  di NTNU

 

Presentasinya disambut antusias oleh peserta symposium. Para akademisi NTNU memberikan banyak masukan konstruktif sekaligus apresiasi terhadap ide riset yang diusung.

Pengalaman Hidup yang Tak Tergantikan

Tak hanya berkutat di laboratorium dan ruang diskusi, Bertha juga menikmati kehidupan sehari-hari di Taipei. Ia sempat menjelajahi berbagai jalur MRT — mulai dari jalur hijau hingga cokelat — dan mengunjungi sejumlah ikon wisata seperti Jiufen Old Village, Presidential Office, National Concert Hall, dan Taipei 101.

“Setiap langkah kecil di Taiwan membuat saya belajar hal baru. Saya jadi lebih menghargai proses, kolaborasi, dan makna sebenarnya dari belajar seumur hidup,” tutur Bertha penuh semangat.

Dosen Pendamping: Mahasiswa Belajar Melampaui Batas Kelas & Inspirasi untuk Generasi Pembelajar Global

Menurut Dr. Bevo Wahono, M.Pd., Ph.D., dosen pendamping sekaligus peneliti pendidikan sains internasional FKIP Unej, kegiatan ini menjadi wujud nyata pembelajaran transnasional yang menyiapkan mahasiswa agar mampu bersaing secara global.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori pendidikan, tetapi juga mampu melihat bagaimana praktik terbaik diterapkan di negara lain. Melalui pengalaman langsung seperti ini, mereka belajar melampaui batas kelas,” jelas Dr. Bevo.

Hal senada juga disampaikan oleh Korprodi S2 Pendidikan Biologi FKIP UNEJ yang turut mendampingi yakni Dr. Slamet Hariyadi, M.Si.,

Partisipasi mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNEJ dalam kegiatan riset internasional seperti ini akan memperkuat Indikator Kinerja Utama (IKU) 7, yaitu dosen dan mahasiswa berkolaborasi di kancah global.” tambah Dr. Slamet.

Perjalanan Bertha di Taiwan menjadi bukti bahwa mahasiswa UNEJ mampu bersaing dan beradaptasi di lingkungan akademik internasional.

“Taiwan mungkin hanya dua minggu, tapi pelajarannya akan tinggal selamanya,” tutup Bertha dengan senyum bangga.

Pengalaman ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani melangkah keluar negeri, menjelajahi dunia, dan membawa pulang ilmu untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju.

BEW/(NF)