JEMBER–SMA Negeri 1 Jember menjadi saksi lahirnya inovasi pembelajaran internasional. Universitas Jember (UNEJ) resmi menggandeng Profesor Troy D. Sadler dari University of North Carolina at Chapel Hill (UNC-Chapel Hill), Amerika Serikat, dalam riset bersama guru-guru SMA untuk menguji model pembelajaran STEM terintegrasi Socioscientific Issues (SSI).

Proyek ini bukan sekadar penelitian biasa. Melalui pendekatan ini, siswa diajak berpikir kritis, memecahkan masalah nyata, dan berani berargumen tentang isu-isu sosial berbasis sains, mulai dari lingkungan hingga etika teknologi modern.

“Kami ingin sains tak lagi dipandang sebagai hafalan rumus, melainkan bekal hidup yang membuat siswa mampu mengambil keputusan bijak di tengah tantangan dunia nyata,” ujar Prof. Sadler dalam kunjungannya ke Jember.

Guru Terlibat Sejak Awal: Dari Teori ke Praktik Nyata

Sebelum riset berjalan, tim dosen Pendidikan Biologi UNEJ bersama Prof. Sadler menyusun metodologi dan instrumen penelitian melalui serangkaian diskusi daring maupun luring. Guru-guru SMA Negeri 1 Jember dilibatkan sejak tahap awal agar intervensi sesuai dengan realitas kelas.

Para guru bahkan mendapat pelatihan khusus untuk menjadi fasilitator diskusi SSI, sehingga mereka tak lagi hanya menyampaikan materi, tapi juga membimbing siswa merumuskan solusi atas persoalan sosial-ilmiah yang kompleks.

Kelas Jadi “Laboratorium Isu Nyata”

Ketika pengambilan data dimulai, suasana kelas di SMA Negeri 1 Jember berubah total. Siswa diajak membedah isu-isu krusial, seperti limbah lingkungan dan dilema etika bioteknologi.

Alih-alih pasif mencatat, siswa berdebat, menyusun argumen, lalu mempresentasikan solusi. Guru pun bergeser peran menjadi moderator dan fasilitator.

Rasanya berbeda sekali. Sains jadi lebih dekat dengan hidup kami. Kami belajar bukan hanya untuk ujian, tapi juga untuk memikirkan masa depan,” ungkap salah satu siswa usai kegiatan.

Foto saat pengambilan data di SMAN 1 Jember

Metode pengumpulan data dilakukan berlapis: observasi, wawancara, hingga kuesioner skala besar untuk merekam perubahan sikap dan pemahaman siswa.

Data untuk Dunia, Dampak untuk Indonesia

Tahap selanjutnya, tim peneliti UNEJ dan Prof. Sadler akan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif secara menyeluruh. Hasilnya akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi seperti Journal of Research in Science Teaching atau International Journal of STEM Education.

“Kolaborasi ini adalah bukti bahwa UNEJ mampu melahirkan penelitian berstandar global, sekaligus memberi dampak nyata pada pembelajaran di sekolah lokal,ujar Prof. Erlia Narulita, M.Si., Ph.D., Kaprodi Pendidikan Biologi FKIP UNEJ.

Selain memperkuat nama UNEJ di kancah global, model ini diharapkan dapat menjadi contoh nasional bagaimana pendidikan STEM berbasis isu sosial bisa diadaptasi di sekolah-sekolah lain di Indonesia, bahkan di daerah 3T.

Harapan untuk Masa Depan Pendidikan

Kolaborasi ini menegaskan bahwa inovasi pendidikan tidak harus datang dari luar negeri saja. Dengan dukungan riset global, guru-guru lokal bisa menjadi agen perubahan di kelas mereka sendiri.

Jika berhasil direplikasi, SMA Negeri 1 Jember mungkin hanya awal dari gerakan nasional pembelajaran STEM berbasis SSI yang mengubah wajah pendidikan sains di Indonesia.

TIM/(NF)