JEMBER, Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (UNEJ) sukses menggelar Kuliah Pakar dengan tema “Geografi, Pembangunan Berkelanjutan, dan Pembangunan Wilayah di Indonesia”. Acara yang berlangsung di Auditorium Gedung H Lantai 3 FKIP UNEJ pada Selasa (14/10/2025) ini menghadirkan pakar ternama dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A., sebagai narasumber utama.

Kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi para guru Geografi di Kabupaten Jember serta mahasiswa S1 Pendidikan Geografi ini dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP UNEJ, Dr. Mohamad Naim, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan relevansi ilmu geografi dalam menghadapi tantangan masa depan.”Ilmu yang kalian pelajari sekarang akan membantu anda bertahan di masa depan. Kajian geografi sangat dalam, perdalam ilmu geografi kalian, karena itu akan sangat bermanfaat,” pesan Dr. Mohamad Naim, M.Pd. kepada para mahasiswa yang hadir. Ia juga mendorong mahasiswa untuk terus mencari ilmu seluas-luasnya sebagai bagian dari pemenuhan perintah agama dan pengembangan diri.

Senada dengan Dekan, Koordinator Prodi Pendidikan Geografi, Prof. Dr. Sri Astutik, M.Si., menyoroti tantangan di era Industri 4.0 dan Society 5.0. Menurutnya, persaingan global menuntut mahasiswa untuk membekali diri dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).”Melihat perkembangan yang semakin ketat, ketika mahasiswa tidak bisa mengikuti persaingan, kita akan ketinggalan zaman. Ini menjadi PR bersama agar pembelajaran harus berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi,” ujarnya. Beliau menegaskan pentingnya penguasaan kompetensi 4C, yaitu Creative Thinking, Critical Thinking, Communication, dan Collaboration, sebagai bekal utama bagi lulusan.Puncak acara adalah sesi pemaparan materi oleh Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A., yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Dalam sesi yang dimoderatori oleh Bejo Apriyanto, S.Pd., M.Pd. tersebut, Prof. Baiquni membuka wawasan peserta dengan definisi uniknya tentang geografi, yang ia rumuskan sebagai G = m.(ST)3.

“Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya secara Spatio Temporal, Social Transformational, dan Spiritual Transendental,” jelas Prof. Baiquni mengutip definisinya dari tahun 2014.

Beliau menekankan bahwa Pendidikan Geografi sangat penting untuk membentuk warga negara yang cinta tanah air , menumbuhkan kesadaran lingkungan dan kesiapsiagaan kebencanaan , serta membekali siswa dengan spatial thinking (cara berpikir keruangan). Namun, ia juga menyoroti tantangan yang ada, seperti kurikulum yang sering dianggap teori dan kurang aplikatif serta kurangnya penggunaan teknologi geospasial dan pemanfaatan AI di sekolah.

Sebagai kerangka kerja utama, Prof. Baiquni memperkenalkan konsep ‘Compass Sustainability’ (Kompas Keberlanjutan). Ia menjelaskan ini adalah alat untuk mengelola indikator dan penilaian yang berfokus pada empat pilar yang saling terkait: Nature (Alam), Economy (Ekonomi), Society (Masyarakat), dan Wellbeing (Kebahagiaan).

“Alam, Ekonomi, Masyarakat, dan Kebahagiaan saling terkait erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain ,” tegasnya. Menurutnya, kompas ini penting digunakan sebagai alat untuk mengarahkan kebijakan dan dapat dikembangkan untuk mengakselerasi pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs). Beliau juga membagikan berbagai praktik pembangunan wilayah melalui riset aksi inovatif dan program KKN yang telah dilakukan.

Kuliah pakar ini ditutup dengan kesimpulan kuat dari Prof. Baiquni. “Pendidikan Geografi (adalah) kunci mewujudkan Indonesia Berdaulat, Bermartabat, Berkualitas, (dan) Berkemajuan ,” pungkasnya. Acara ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi, tetapi juga menginspirasi para guru dan mahasiswa untuk menerapkan ilmu geografi dalam praktik pembangunan wilayah yang berdampak.